• Pencarian

    Copyright © sniper86.com
    Best Viral Premium Blogger Templates


     

    Sesepuh Padepokan Mas Ki Sebrang dan Ratu Lintrik Hadiri Pertunjukan Bantengan Maheso Lembu Tani di Gransil

    Senin, 07 April 2025, 9:37:00 PM WIB Last Updated 2025-04-07T14:37:34Z

    SNIPER86.COM, Malang - Pertunjukan kesenian tradisional Bantengan Maheso Lembu Tani kembali menggema di Desa Gransil RT 01 / RW 03, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, pada Minggu (7/4/25). 

    Kegiatan budaya yang rutin digelar setiap pasca Lebaran ini berlangsung meriah, menyedot perhatian ratusan warga dan menghadirkan dua tokoh spiritual ternama, yakni Ki Sebrang dan Ratu Lintrik (Nisa) dari Padepokan Mas Bali.

    Kehadiran dua tokoh spiritual ini menambah kekhusyukan dan makna sakral dalam pertunjukan. Ki Sebrang, sesepuh Padepokan Mas dan juga penguat tradisi budaya dan spiritual membuka prosesi inti dengan pembacaan suluk, sebuah lantunan doa dan petuah spiritual yang menjadi pintu pembuka menuju fase sakral pertunjukan.

    "Suluk ini bukan sekadar doa atau syair, tapi pintu pembuka ke dimensi spiritual. Saya bangga bisa membacakan suluk di tengah masyarakat yang masih percaya pada kekuatan tradisi leluhur," ujar Ki Sebrang penuh penghayatan.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan, bahwa kesenian Bantengan memiliki dimensi lebih dari sekadar tontonan. "Roh banteng yang merasuki pemain dalam fase kalapan adalah simbol kekuatan alam dan jiwa manusia yang menyatu. Ini bukan permainan, ini warisan spiritual," imbuhnya.


    Ratu Lintrik (Nisa), yang hadir dengan balutan busana khas dan aura mistis, juga memberikan apresiasinya terhadap semangat warga Gransil dalam melestarikan budaya.

    "Saya merasakan energi besar sejak awal acara dimulai. Ketika gamelan berbunyi dan pembukaan oleh Ayu dimulai, itu sudah menjadi pertanda bahwa malam ini bukan sembarang malam," ucapnya.

    Menurutnya, partisipasi generasi muda menjadi salah satu indikator penting bahwa tradisi ini masih hidup dan berdenyut dalam masyarakat. "Ketika anak-anak muda ikut menari, ikut saweran, itu tanda bahwa tradisi ini masih hidup. Tinggal bagaimana kita semua, termasuk tokoh-tokoh budaya, terus mendampingi mereka," jelas Ratu Lintrik.

    Pertunjukan malam itu dipimpin langsung oleh Soiman, tokoh masyarakat sekaligus pimpinan kelompok Bantengan Maheso Lembu Tani. Ia menyampaikan rasa syukur atas antusiasme warga, serta kehadiran para tokoh spiritual yang memperkuat semangat budaya.

    "Kehadiran Ki Sebrang dan Ratu Lintrik memberi kekuatan dan restu tersendiri. Semoga acara ini jadi berkah, bukan hanya hiburan, tapi perkuatan akar budaya kita," ucapnya di tengah tepuk tangan penonton.

    Acara ditutup menjelang malam dengan suasana hangat penuh kebersamaan. Sorak sorai warga, alunan gamelan, dan semangat pelestarian tradisi menjadi penanda bahwa kesenian Bantengan masih menjadi denyut nadi budaya masyarakat Gransil.*(Antoni)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini