SNIPER86.COM, SBB - Setelah proses pemakaman korban insiden penusukan yang terjadi di Desa Tomalehu, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), isu baru pun mencuat.
Salah satu media online Global Maluku memberitakan dugaan pelecehan terhadap seorang wartawan bernama Gres Kakisina, oleh oknum anggota TNI dari Kodim 1513/SBB. Isu ini menimbulkan polemik, sehingga awak media menemui Dandim 1513/SBB Letkol Inf Rudolf G Paulus untuk mendapatkan klarifikasi, Sabtu (18/1/2025).
Dengan raut wajah kecewa, Dandim 1513/SBB membenarkan bahwa terdapat laporan tersebut. Namun, ia menegaskan, bahwa kejadian sebenarnya berbeda dari yang diberitakan.
Ia mengungkapkan, bahwa pada malam kejadian, Gres via whatSapp untuk melaporkan bahwa ada seorang anggota Intel Kodim yang diduga melakukan pelecehan terhadap dirinya, dengan ucapan makian. Namun, Gres tidak menyebutkan nama pelaku secara spesifik.
"Saya meminta waktu kepada Saudari Gres untuk memeriksa anggota saya terlebih dahulu," ungkap Dandim.
Ia melanjutkan, bahwa pada pagi harinya, sebelum sempat memberikan penjelasan kepada Gres, berita tersebut sudah naik disalah satu media.
Kronologi Versi Kodim 1513/SBB
Berdasarkan hasil investigasi, kejadian bermula sekitar pukul 19.00 Wit di sekitar Pasar Kompleks Waimeteng Pantai. Saat itu, terjadi perkelahian antar anak-anak usia dini yang berujung pada percekcokan mulut.
Dalam situasi tersebut, muncul teriakan yang menyebut nama "anaknya Nenek Ipa". Mendengar itu, Ibu Ipa, yang merupakan ibu dari Serda Halim Arwan, mendatangi lokasi untuk mencari tahu kejadian sebenarnya.
Di lokasi, Ibu Ipa terlibat adu mulut dengan Gres, yang saat itu sudah menghubungi Polisi. Adu mulut semakin memanas setelah Gres mengancam akan melaporkan kejadian tersebut ke Pangdam XV/Pattimura, dengan tujuan agar Serda Halim Arwan dicopot dari jabatannya (anggota TNI).
Namun, dalam investigasi, masyarakat sekitar mengungkapkan, bahwa saat kejadian Serda Halim Arwan tidak berada di lokasi.
Hal ini diperkuat oleh kesaksian dari Linda Pelupessy, Merry Simon dan Aldo, yang menyatakan bahwa Serda Halim tidak ada di tempat kejadian saat itu.
Pernyataan Serda Halim Arwan
Serda Halim Arwan sendiri menyatakan, bahwa dirinya tidak pernah memiliki masalah dengan Gres dan tidak mengenalnya secara pribadi. Ia juga menegaskan, bahwa dirinya sudah lama tidak mengunjungi ibunya di Desa Air Salobar karena kesibukan dinas.
"Saya mengetahui isu ini dari berita yang dirilis oleh salah satu media. Setelah itu, saya menghubungi ibu saya untuk mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi," kata Serda Halim.
"Dari penjelasan ibu saya, ternyata isu ini berasal dari kesalahpahaman yang dipicu oleh teriakan masyarakat yang menyebut nama saya," katanya kembali.
Kesaksian Masyarakat
Kesaksian lain dari Merry Simon menyebutkan, bahwa anak Gres yang masih duduk di kelas 5 SD memukul anaknya yang masih kelas 1 SD. Hal ini memicu percekcokan antara mereka, yang kemudian melibatkan Ibu Ipa. Namun, saksi menegaskan bahwa Serda Halim Arwan tidak berada di tempat kejadian.
"Selama ini, Serda Halim dikenal sebagai pribadi yang baik dan ramah terhadap masyarakat. Saya tidak percaya kalau dia bisa melakukan hal seperti itu," tambah Merry Simon.
Tanggapan Dandim
Dandim 1513/SBB menyesalkan adanya pemberitaan sepihak, yang langsung dinaikkan tanpa konfirmasi lebih lanjut kepada pihak kami.
"Katanya Mitra Kerja, jangan berat sebelah dalam menyimpulkan suatu permasalahan tanpa mengecek di lapangan sebenarnya seperti apa, dan hanya mengandalkan Katanya dan By Pon (Tidak Profesional)," ujar Dandim.
"Kami dari Kodim juga pasti respon dan terbuka apabila ada laporan masyarakat, serta tidak menerima begitu saja harus cek dilapangan kebenarannya, tidak terima mentah-mentah laporan yang dituduhkan kepada anggota kami, sehingga apabila bersalah ya kami siap untuk proses hukum. Dan sebagai komandan, saya akan tindak tegas bagi anggota yang berbuat pelanggaran," tegas Dandim.
"Saya minta untuk Saudari Grace Kakisina dan Media Online Global Maluku (Ibu Imel), agar segera melakukan klarifikasi terkait pemberitaan negatif satuan Kodim 1513/SBB khususnya dan TNI Umumnya, serta terhadap anggota kami Serda Halim yang di tuduh mabuk dan memaki Saudari Gres, kalau tidak, kami yang akan berbalik melaporkan saudari ke Kepolisian," ujar Dandim menegaskan.
Saya ingatkan juga, jangan karena ada kepentingan anda pribadi (tendensius) bawa-bawa rekan wartawan, di mana wartawan yang lain dan saya cek ke beberapa media di SBB mereka sudah ingatkan saudari Grace untuk meyakinkan pemberitaan tersebut. Kami juga selalu berupaya menjaga hubungan baik dengan mitra untuk selalu bersinergi," petik Dandim.
Ia juga mengimbau semua pihak untuk berhati-hati dalam menyebarkan informasi, terutama yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi individu maupun institusi.
"Kami akan menindaklanjuti masalah ini secara internal, dan memastikan kejadian sebenarnya terungkap. Namun, saya berharap media juga dapat lebih bijaksana dalam menyampaikan berita," tuturnya.
Dandim menambahkan, bahwa insiden ini menunjukkan betapa pentingnya verifikasi fakta sebelum menyebarluaskan informasi.
Klarifikasi dari berbagai pihak terkait telah menunjukkan, bahwa tuduhan terhadap Serda Halim Arwan adalah hasil dari kesalahpahaman.
"Sementara itu, pihak kami Kodim 1513/SBB berkomitmen untuk menjaga integritas anggota kami dan menyelesaikan isu ini secara transparan," tutupnya.*(MM.S86)
Sumber : Dandim1513/SBB