SNIPER86.COM, Ambon - Kondisi Politik dimasa kampanye saat ini saling menjual berbagai Visi dan Misi, yang kemudian diimplementasikan dalam program-program yang menyentuh hati warga masyarakat di kota maupun di desa atau Negeri serta kelurahan, yang tersebar di Kota dan Kabupaten se - Maluku, sehingga simpati dan empati warga masyarakat dapat menentukan masa depan Maluku 5 tahun kedepan, dengan menciptakan suasana kehidupan yang benar-benar dimiliki semua warga yang ada di bumi negeri para Raja ini.
Media Sniper86.com melakukan pemantauan dilapangan terkait dengan hiruk pikuk jelang Pilkada serentak tahun 2024 di wilayah Kabupaten/Kota se Provinsi Maluku. Ternyata, ada cerita masyarakat tentang kehidupan politik yang sedang berkembang saat ini di Maluku.
Masyarakat berharap, agar dimasa kampanye ini, para kontestan yang ikut sebagai Calon Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-Wakil Bupati dan Walikota-Wakil Walikota tidak saling menyinggung perasaan di antara mereka yang maju saat ini, Selasa (1/10/2024).
Fenomena yang terjadi saat ini pun sudah terpantau, dimana sesama calon dalam perhelatan pilkada serentak di Provinsi Maluku sudah saling melaporkan salah satu dari kontestan, yaitu Calon Gubernur Maluku Murad Ismail, yang melaporkan Calon Wakil Gubernur Abdullah Vanath ke pihak Bawaslu maupun pihak Polda Maluku terkait dengan pencemaran nama baik, sebagaimana termuat di salah satu media online daerah ini.
Oleh karena itu, masyarakat Maluku secara umum berharap agar kampanye masing-masing pasangan calon untuk berkampanye yang berkualitas, dalam menawarkan Visi dan Misi serta program-program yang dapat menyentuh hati masyarakat Maluku, bukan kampanye menyampaikan hal-hal tidak diinginkan, artinya saling menyerang satu dengan yang lain bahkan sampai menyerang ke privasi, ini tidak perlu terjadi.
Kemudian disisi yang lain, para kontestan juga diharapkan untuk bisa mengurangi mobilisasi massa dan lebih manfaatkan teknologi informasi melalui berbagai media massa cetak, online dan media elektronik, sehingga dari pemberitaan teknologi informasi dapat melahirkan edukasi yang kreatif dan inovatif yang berintegritas dengan menolak politik identitas.
"Semestinya, dalam berkampanye para calon yang didampingi partai pengusung seharusnya lebih mengedepankan ide ide politik yang strategis dan gagasan yang profesional serta produktif, karena yang ingin kita bangun bukan Demokrasi pengkultusan, bukan Demokrasi idola tapi demokrasi gagasan, sebagaimana kata presiden Republik Indonesia saat kampanye pilpres yang lalu," ujar salah seorang warga.
Kondisi kampanye saat ini dinilai cukup menyenangkan semua warga masyarakat Maluku. Namun dalam pantauan media ini, beberapa yang terlewati, Bawaslu Provinsi Maluku sudah melakukan pemetaan kawasan pemilihan tahun 2024 di Provinsi Maluku dalam upaya mitigasi potensi pelanggaran dan strategi pencegahan.
Hal tersebut disampaikan oleh salah satu anggota Bawaslu Maluku Daim B. Rahawarin, S.Sos., dimana gambaran tentang hal tersebut penting dilakukan dengan memperkuat semua pihak, lebih khusus pihak keamanan TNI - Polri yang ada sedang melaksanakan tugas dilapangan.
Melalui media ini, para tokoh masyarakat sangat mengharapkan kepada semua calon baik itu Calon Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-Wakil Bupati dan Walikota-Wakil Walikota serta Tim Sukses secara berjenjang diharapkan tidak melakukan konsolidasi dan sosialisasi serta kampanye dengan cara cara yang tidak elegan, karena dari semua variabel yang ada cukup baik dan menarik tergantung ide dan gagasan yang memberikan peluang besar bagi kemenangan di 27 November 2024.
"Namun ada satu variabel yang mungkin paling terlemah dalam kehidupan kita, yaitu variabel budaya politik yang berpengaruh dengan politik identitas dengan melakukan berbagai dikotomi," tutupnya.*(MM.S86)