SNIPER86.COM, Probolinggo - Wakaf adalah sebuah perbuatan mulia seorang muslim menuju mardhatillah dan amal jariah yang pahalanya berlanjut hingga di akhirat kelak.
Dalam hal itu, Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) dibawah naungan KUA Kecamatan Dringu dengan gencarnya memberikan sosialisasi tentang hukum dan praktik wakaf dari perspektif Islam.
Sayidina Ali, SH (Gus Ali-red) bersama Nanang Suhartono, SH (Penyuluh Agama Islam non PNS) mendatangi masjid guna memberikan sebuah pemahaman terkait wakaf dan tata cara mengurus sertifikat wakaf sebagai bentuk legalitas sebuah tempat ibadah yang bersifat umum.
Bertempat di Masjid At-Taqwa yang berada di Dusun Bengkingan, Desa Kalirejo Kecamatan Dringu, Gus Ali dan Gus Nanang berfokus pada tema wakaf adalah sebuah harta yang bisa dibawa mati. Ia menguraikan makna dan manfaat dari wakaf dalam perspektif Islam. Menurutnya, wakaf bukan hanya sekadar bentuk sumbangan, melainkan sebuah amal jariyah yang berlanjut hingga akhir hayat seseorang.
“Wakaf adalah salah satu bentuk amal yang tidak hanya memberikan manfaat di dunia tetapi juga akan terus mengalir pahalanya di akhirat,” kata Gus Ali kepada media online SNIPER.86.COM, Kamis (29/8).
Ia menjelaskan, bahwa harta yang diwakafkan adalah harta yang akan terus memberi manfaat bagi masyarakat meskipun pemiliknya telah meninggal dunia. Dengan mewakafkan sebagian harta, seseorang dapat memastikan bahwa pahalanya terus mengalir melalui pemanfaatan harta tersebut dalam kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, seperti pembangunan masjid, sekolah, atau fasilitas umum lainnya, apalagi dipergunakan untuk tempat beribadah.
"Kami memberikan penjelasan terkait tata cara pengelolaan wakaf yang efektif dan sesuai dengan syariat Islam, menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan wakaf untuk memastikan bahwa manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat," terangnya.
Sementara, Gus Nanang sebagai pendamping dari Gus Ali menambahkan bahwa, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo dibawah komando H. Samsur atau akrab disapa Abah Samsur, untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya wakaf dan bagaimana mengelolanya dengan baik sesuai dengan ajaran Islam.
"Diharapkan, dengan pengetahuan yang lebih baik, lebih banyak orang akan terdorong untuk melakukan wakaf sebagai salah satu bentuk amal yang abadi," tandas Gus Nanang.
Diketahui, acara tersebut dihadiri oleh para Nadzir Masjid At-Taqwa yang diketuai oleh Fahrudin beserta enam orang anggota yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pemanfaatan wakaf di masjid tersebut.
Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab, termasuk para Nadzir Masjid, aktif bertanya mengenai berbagai aspek wakaf dan penerapannya. Diskusi yang produktif ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan semangat masyarakat dalam berwakaf.*
(Fiq/Humas Kemenag)