SNIPER86.ID, Agara - Selain masyarakat seputaran Kota, pengunjung dari berbagai desa ramai-ramai menonton malam penutupan Pesona Alas Raya di Lapangan Stadion H. Syahadat, Kutacane, Aceh Tenggara, Minggu (10/12/2023) malam.
Pesona Alas Raya merupakan suatu kegiatan yang menyajikan seni, tradisi, kuliner, adat dan budaya Aceh Tenggara dan sekitarnya. Dengan mengangkat etnik kesukuan Alas, Batak dan Gayo, yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh di danai melalui pokok pikiran Anggota DPRA drh. Nurdiansyah Alasta, M.Kes.
Ika dan Rosna, salah seorang pengunjung yang hadir mengaku kepada Sniper86.id, sekira pukul 19.20 Wib, dirinya sangat bahagia bisa melihat tarian-tarian dari berbagai etnis kesukuan Alas, Batak dan Gayo, yang di perlombakan.
Pada kesempatan yang sama terlihat di pentas diumumkan oleh dua orang reporter lelaki dan perempuan, yang mana pada malam ini akan diumumkan kategori perlombaan tari menari.
Pertama akan dipanggil kategori Video yang terbaik adalah untuk riil Marhaban Sah, tepuk tangan yang meriah. Dan sanggar tunas muda, kaum pafurit dan Sanggar Muda juara harapan satu, Sanggar Star, ini dia perwakilannya tepuk tangan yang meriah dengan nilai, 900,1.
Juara 3 dengan total nilai, 900,18 diberikan kepada SMA N 1 Kutacane. Selanjutnya kita mengundang dari juara 2 dengan total nolai 1000,2, diberikan kepada sanggar SMA N Perisai.
Maka dengan ini kita harus tau dengan pantas menjadi pemenang juara 1, dengan total nilai 1000,100,1, dan langsung diberikan hadiah, oleh Bapak Rektor Gunung Loeser Dr. Indra Utama.
Setelah selesai pembagian hadiah, sampailah pada saat yang ditunggu, yaitu pertunjukan Musik yang dibawakan oleh Sopan Sopian dan beberapa artis lainnya.
Sementara pegiat LSM Pajri Gogoh mengatakan, pelaksanaan pertandingan seni budaya daerah bertujuan untuk mempertahankan nilai budaya, serta melestarikan tradisi dan seni, sebagai perekat masyarakat antar etnis.
"Keberagaman adalah kekuatan dan menjadi modal persatuan kita. Selain itu, tujuannya juga untuk menangkal efek negatif globalisasi. Kepada masyarakat, saya mengajak untuk melestarikan budaya kita, dan cintai budaya lokal," pesan Gegoh.*(Dalisi)